Peristiwa Bumi gelap gulita tanggal 23-25 Desember 2012 akibat kesejajaran planet!
Begitulah,
kurang lebih isu yang (kembali) beredar kini. Konon, sejajarnya planet-planet
ini sampai menghalangi masuknya sinar matahari ke Bumi. Benarkah?
Sekitar
akhir April 2011, setidaknya ada 6 planet yang terlihat berjajar. Keenam planet
tersebut adalah, Merkurius, Venus, Mars, Jupiter, Uranus dan Neptunus. Empat
planet, Merkurius, Venus, Mars, dan Jupiter, dapat terlihat langsung oleh mata
tanpa bantuan alat optik seperti teleskop. Diantara keempat planet ini,
Venuslah yang nampak paling cemerlang.
Sedangkan dua planet lainnya, karena letaknya yang sangat jauh dari
Bumi, hanya akan terlihat dengan bantuan teleskop.
Mundur
beberapa bulan sebelumnya, tepatnya pada Juli 2010, terjadi fenomena gerhana
matahari total yang saat itu bisa dilihat di sebagian wilayah samudra Pasifik
dan Amerika Selatan. Saat itu, gerhana matahari total berlangsung sekitar 5
menit kurang. Fenomena yang sama akan terjadi di bulan November ini, tepatnya
pada tanggal 14 November (untuk Indonesia, akan terlihat dari Maluku dan
Papua).
Gerhana
matahari total pada 11 Juli 2010, dilihat dari Argentina (kredit foto : Daniel
Fischer/sapce.com)
Gerhana
matahari total pada 11 Juli 2010, dilihat dari Argentina (kredit foto : Daniel
Fischer/space.com)
Sekarang
kita meloncat ke bulan Juni 2012. Masih ingat peristiwa astronomis apa yang
terjadi pada 6 Juni 2012? Transit Venus! Sebuah peristiwa yang kala itu sangat
ditunggu-tunggu para praktisi dan pecinta astronomi karena fenomena “gerhana
Venus” ini baru akan terjadi lagi pada Desember 2117.
Sekarang,
apa hubungannya tiga peristiwa astronomi yang disebutkan di atas dengan isu
kesejajaran planet Desember 2012? Banyak. Dengan menganalisa secara sederhana
tiga peristiwa astronomi tersebut kita akan mencari jawaban tentang kebenaran
isu gelapnya Bumi akibat planetary aligment ini.
Meskipun
para astrolog seringkali menganggap sejajarnya planet sebagai tanda-tanda
bencana, nyatanya, saat enam planet nampak berjajar pada 2011 lalu, tidak ada
peristiwa apapun yang mengancam kelangsungan hidup manusia dan matahari masih
setia memberikan sinarnya kepada kita. Bahkan para astronom (baik amatir
ataupun profesional) menikmati pemandangan langka tersebut, karena peristiwa
tersebut tidak terjadi dalam kurun lima tahun sebelumnya dan lima tahun
sesudahnya. Kata astrolog dan astronom sengaja ditebalkan, karena keduanya
merupakan profesi yang sangat jauh berbeda, meskipun sama-sama berhubungan
dengan “bintang”. Astronom melakukan pengamatan astronomis berdasarkan
ilmu-ilmu matematika, kimia, fisika, dan falak (dengan berbagai turunan
disiplin ilmunya). Sedangkan pengamatan astronomis yang dilakukan para astrolog
lebih menjurus ke mitologi.
Jadi,
apakah sejajarnya planet mengakibatkan sinar matahari terhalang menerangi Bumi?
Jika analisa sederhana tersebut belum cukup, kita lanjut ke analisa berikutnya.
Seorang
ilmuwan, Johannes Kepler, pada tahun 1619 berhasil merumuskan hukum (yang
selanjutnya disebut hukum Kepler) yang berkaitan dengan gerak dan posisi planet
dalam tata surya. Berdasarkan persamaan pada hukum Kepler inilah, kita bisa
menghitung dan mensimulasikan apakah betul pada Desember 2012 terjadi peristiwa
sejajarnya planet-planet. Hasilnya, Merkurius dan Venus memang nampak sejajar,
tapi tidak demikian dengan posisi Bumi dan Mars.
Oke,
katakanlah meski hanya Merkurius dan Venus yang sejajar, apakah sang surya akan
terhalang pancaran sinarnya? Mari kita kembali menelusuri peristiwa transitnya
Venus pada Juni lalu.
Saat
terjadi transit Venus, dimana saat itu Matahari - Venus - Bumi berada pada
kedudukan sejajar. Betul terjadi peristiwa astronomis yang fenomenal kala itu.
Matahari nampak “berjerawat”. Jerawat yang bisa berjalan, bukan diam di tempat
seperti jerawat yang muncul di wajah kita dan tak jarang membuat cenat cenut.
Total waktu Venus menutupi matahari saat transit sekitar enam jam. Tapi jangan
dibayangkan matahari tertutup seluruhnya, hanya tertutup sebagian keciiiiillll,
alias seperti yang ditulis di atas, seukuran jerawat di wajah kita sehingga tak
cukup untuk menghalangi pancaran sang surya. Meskipun Venus memiliki ukuran
hampir sebesar Bumi (95%-nya), tapi karena jaraknya yang jauh, planet yang
dikenal sebagai si bintang kejora ini terlihat kecil di langit kita. Justru
bulan yang ukurannya hanya 28% ukuran Bumi yang nampak lebih besar karena
jaraknya yang lebih dekat. Sebagai perbandingan, jarak Bumi-bulan dibandingkan
jarak Bumi-Venus sekitar 1 : 108. Jadi sanggupkah Venus membuat Bumi kita gelap
gulita saat sejajar dengan Bumi? Bagaimana dengan Merkurius? Ukuran Merkurius
lebih kecil dari Venus dan jaraknya lebih jauh dari Bumi.
Transit
Venus 2012 (kredit : Eko Hadi/kafeastronomi.com)
Sebuah
benda langit memang bisa membuat Bumi kita gelap. Ini dilakukan oleh bulan saat
terjadi gerhana matahari total. Pada peristiwa gerhana matahari total, piringan
matahari tertutup sepenuhnya oleh bulan dan membuat siang hari di Bumi kita
gelap seperti malam. Itupun tidak berlangsung lama dan tidak terjadi di seluruh
wilayah permukaan Bumi. Hanya berlangsung beberapa menit dan bagian Bumi yang
gelap hanya pada wilayah dimana daerah tersebut tertutup umbra (bayangan inti)
bulan. Tidak pernah terjadi sesuatu yang serius saat bulan menghalangi sinar
matahari bukan?
Benarkah
Bumi akan gelap gulita akibat kesejajaran planet yang konon bakal terjadi
Desember nanti? Jawabannya sudah kita dapatkan bukan?